Cerita Sex Desahan Shinta Saat Kujilat Memeknya

Cerita Sex Desahan Shinta Saat Kujilat Memeknya - Cerita panas ini mengisahkan birahi sex Shinta gadis ABG yang dibikin merem-melek oleh seorang pemuda yang kos ditempatnya dan mereka sangat menikmati nikmatnya bercinta yang begitu hot, silahkan menikmati.


Cerita Sex Goyangan Shinta Saat Kujilat Memeknya

Cerita Sex Desahan Shinta Saat Kujilat Memeknya
Cerita Sex  Erangan Nikmat Shinta Saat Kujilat Memeknya

Cerita Dewasa - Sore itu, aku gerah sekali. Aku mengenakan kain sarung. Biasa itu aku lakukan untuk mengusir rasa gerah. Semua keluarga tau itu. Kali ini seperti biasanya aku mengenakan kain sarung tanpa baju seperti biasanya, hanya saja kali ini aku tidak mengenakan CD. “Wandy (nama samaran)…ibu pergi dulu ya. Temani Shinta, ya,” ibu kosku setengah berteriak dari ruang tamu. “Ok…bu!”jawabku singkat. Aku duduk di tempat tidurku sembari membaca novel Pramoedya Ananta Toer. AKu mendengar suara pintu tertutup dan Shinta menguncinya. Tak lama Shinta datang ke kamarku. Dia hanya memakai minishirt. Mungkin karean gerah juga. Terlihat jelas olehku, teteknya yang mungil baru tumbuh membayang. Pentilnya yang aku rasa baru sebesar beras menyembul dari balik minishirt itu. Shinta baru saja mandi. Memakai celana hotpant. Entah kenapa, tiba-tiba burungku menggeliat. Saat Shinta mendekatiku, langsung dia kupeluk dan kucium pipinya. Mencium pipinya, sudah menjadi hal yang biasa. Di depan ibu dan ayahnya, aku sudah beberapa kali mencium pipinya, terkadang mencubit pipi montok putih mulus itu. Shinta pun kupangku. Kupeluk dengannafsu. Dia diam saja, karen tak tau apa yang bakal tejadi. Setelah puas mencium kedua pipinya, kini kucium bibirnya. Bibir bagian bawah yang tipis itu kusedot perlahan sekali dengan lembut. Shinta menatapku dalam diam. 

Aku tersenyum dan Shinta membalas senyumku. Shinta berontak sat lidahku memasuki mulutnya. Tapi aku tetap mengelus-elus rambutnya. “Ulurkan lidahmu, nanti kamu akan tau, betapa enaknya,” kataku berusaha menggunakan bahasa anak-anak. “Ah…jijik,”katanya. Aku terus merayunya dengan lembut. Akhirnya Shinta menurutinya. Aku mengulum bibirnya dengan lembut.
Sebaliknya kuajari dia mkenyedot-nyedot lidahku. Sebelumnya aku mengatakan, kalau aku sudah sikat gigi. “Bagaimana, enak kan?” kataku. Shinta diam saja. Aku berjanji akan memberikan yang lebih nikmat lagi. Shinta mengangukkan kepalanya. Dia mau yang lebih nikmat lagi. Dengan pelan kubuka minishirt-nya. “Malu dong kak?” katanya. Aku meyakinkannya, kalau kami hanya berdua di rumah dan tak akan ada yang melihat. Aku bujuk dia kalau kalau mau tau rasa enak dan nanti akan kubawa jajan. Bujukanku mengena. Perlahan kubuka minishirt-nya. Bul….buah dadanya yang baru tumbuh itu menyembul. Benar saja, pentilnya masih sebesar beras. Dengan lembut dan sangat hati-hati, kujilati teteknya itu. Lidahku bermain di pentil teteknya. Kiri dan kanan. Kulihat Shinta mulai kegelian.

Cerita Mesum - “Bagaimana…enakkan? Mau diterusin atau stop aja?” tanyaku. Shinta hanya tersenyum saja. Kuturunkan dia dari pangkuanku. Lalu kuminta dia bertelanjang. Mulanya dia menolak, tapi aku terus membujuknya dan akupun melepaskan kain sarungku, hingga aku lebih dulu telanjang. Perlahan kubuka celana pendeknya dan kolornya. Lalu dia kupangku lagi. Kini belahan vaginanya kurapatkan ke burungku yang sudah berdiri tegak bagai tiang bendera. Tubuhnya yang mungil menempel di tubuhku. Kami berpelukan dan bergantian menyedot bibir dan lidah. Dengan cepat sekali Shinta dapat mempelajari apa yang kusarankan. Dia benar-benar menikmati jilatanku pada teteknya yang mungil itu. “Shinta mau lebih enak lagi enggak?” tanyaku. Lagi-lagi Shinta diam. Kutidurkan dia di atas tempat tidurku. Lalu kukangkangkan kedua pahanya. Vagina mulus tanpa bulu dan bibir itu, begitu indahnya. Mulai kujilati vaginanya. Dengan lidah secara lembut kuarahkan lidahku pada klitorisnya. Naik-turun, naik-turun. Kulihat Shinta memejamkan matanya. “Bagaimana, nikmat?” tanyaku. Lagi- lagi Shinta yang suka grusah grusuh itu diam saja.

Kulanjutkan menjilati vaginanya. Aku belum sampai hati merusak perawannya. Dia harus tetap perawan, pikirku. Shinta pun menggelinjang. Tiba-tiba dia minta berhenti. Saat aku memberhentikannya, dia dengan cepat berlari ke kamar mandi. Aku mendengar suara, Shinta sedang kencing. AKua mengerti, kalau Shinta masih kecil. Setelah dia cebok, dia kembali lagi ke kamarku. Shinta meminta lagi, agar teteknya dijilati. Nanti kalau sudah tetek di jilati, ***** Shinta jilati lagi ya Kak? katanya. Aku tersenyum. Dia sudah dapat rasa nikmat pikirku. Aku mengangguk. Setelah dia kurebahkan kembali di tempat tidur, kukangkangkan kedua pahanya. Kini burungku kugesek- gesekkan ke vaginanya. Kucari klitorisnya. Pada klitoris itulah kepala burungku kugesek-gesekkan. Aku sengaja memegang burungku, agar tak sampai merusak Shinta. Sementara lidahku, terus menjilati puting teteknya. Aku merasa tak puas. Walaupun aku laki-laki, aku selalu menyediakan lotion di kamarku, kalau hari panas lotion itu mampu mengghilangkan kegerahan pada kulitku. Dengan cepat lotion itu kuolesi pada bvurungku. Lalu kuolesi pula pada vagina Shinta dan selangkangannya. Kini Shinta kembali kupangku. Vaginanya yang sudah licin dan burungku yang sudah licin, berlaga. Kugesek-gesek. Pantatnya yang mungil kumaju-mundurkan. Tangan kananku berada di pantatnya agar mudah memaju-mundurkannya. Sebelah lagi tanganku memeluk tubuhnya. Dadanya yang ditumbuhi tetek munguil itu merapat ke perutku. Aku tertunduk untuk menjilati lehernya. Rasa licin akibat lotion membuat Shinta semakin kuat memeluk leherku. Aku juga memeluknya erat. Kini bungkahan lahar mau meletus dari burungku. Dengan cepat kuarahkan kepala burungku ke lubang vaginanya. Setelah menempel dengan cepat tanganku mengocok burung yang tegang itu. Dan crooot… crooot…crooot. Spermaku keluar.

Aku yakin, dia sperma itu akan muncrat di lubang vagina Shinta. Kini tubuh Shinta kudekap kuat. Shinta membalas dekapanku. Nafasnya semakin tak teratur. “Ah…kak, Shinta mau pipis nih,” katanya. “Pipis saja,” kataku sembari memeluknya semakin erat. Shinta membalas pelukanku lebih erat lagi. Kedua kakinya menjepit pinggangku, kuat sekali. Aku membiarkannya memperlakukan aku demikian. Tak lama. Perlahan-lahan jepitan kedua aki Shinta melemas. Rangkulannya pada leherku, juga melemas. Dengan kasih sayang, aku mencium pipinya. Kugendong dia ke kamar mandi. Aku tak melihat ada sperma di selangkangannya. Mungkinkah spermaku memasuki vaginanya? Aku tak perduli, karean aku tau Shinta belum haid. Kupakaikan pakaiannya, setelah di kamar. Aku makai kain sarungku. Mari kita bobo, kataku. 

Shinta menganguk. “Besok lagi, ya Kak,” katanya. “Ya..besok lagi atau nanti. Tapi ini rahasia kita berdua ya. Tak boleh diketahui oleh siapapun juga,” kataku. Shinta mengangguk. Kucium pipinya dan kami tertidur pulas di kamar. Kami terbangun, setelah terdengar suara bell. Shinta kubangunkan untuk membuka pintu. Mamanya pulang dengan papanya. Sedang aku pura-pura tertidur. Jantungku berdetak keras. Apakah Shinta menceritakan kejadian itu kepada mamanya atau tidak. Ternyata tidak. Shinta hanya bercerita, kalau dia ketiduran di sampingku yang katanya masih tertidur pulas. “Sudah buat PR, tanya papanya. “Sudah siap, dibantu kakak tadi,” katanya. Ternyata Shinta secara refleks sudah pandai berbohong. Selamat, pikirku. Setelah itu, setiap kali ada kesempatan, kami selalu bertelanjang. Jika kesempatan sempit, kami hanya cipokan saja. Aku menggendongnya lalu mencium bibirnya. Hal itu kami lakukan 16 bulan lamanya, sampai aku jadi sarjana dan aku harus mencari pekerjaan. Malam perpisahan, kami melakukannya. Karena terlalu sering melaga kepala burungku ke vaginanya, ketika kukuakkan vaginanya, aku melihat selaput daranya masioh utuh. Masa depannya pasti masih baik, pikirku. Aku tak merusak vagina mungil itu. Sesekali aku merindukan Shinta, setelah lima tahun kejadian. AKu tak tahu sebesar apa teteknya sekarang, apakah dia ketagihan atau tidak. Kalau ketagihan, apakah perawannya sudah jebol atau tidak. Semoga saja tidak.Lihat cerita seru  sebelumnya yang tidak kalah menarik dengan judul" Cerita Sex Ngentot Deswita Maharani ". END by Goyay - Cerita Sex Dewasa Terbaru, Cerita Sex Bergambar, Cerita Sex Panas -

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »