Cerita Dewasa Akhirnya Kunikmati Dua Memek Sekaligus

Cerita Dewasa  - Ceria Sex sebelumnya menceritakan tentang persselingkuhan Tante Linda yang binal dengan judul " Cerita Sex Sensasi Hot Saat Pelajaran Seks Dengan Tante Linda " kali ini ada kisah dewasa mesum Juni 2016 terbaru yang berjudul " Cerita Dewasa Akhirnya Kunikmati Dua Memek Sekaligus " yang sangat menarik. Silahkan menikmati. 

Cerita Sex Dewasa Akhirnya Kunikmati Dua Memek Idaman


Cerita Dewasa Akhirnya Kunikmati Dua Memek Sekaligus
Cerita Hot Akhirnya Kunikmati Dua Memek Sekaligus

Cerita Sex - Didalam cerita pengalaman saya yang pertama yang saya beri judul "Masa kecil saya di Palembang", saya menceritakan bagaimana saya diperkenalkan kepada kenikmatan senggama pada waktu saya masih berumur 13 tahun oleh Aya, seorang wanita tetangga kami yang telah berumur jauh lebih tua. Saya dibesarkan didalam keluarga yang sangat taat dalam agama. Saya sebelumnya belum pernah
terekspos terhadap hubungan laki-laki dan perempuan. Pengetahuan saya mengenai hal-hal persetubuhan hanyalah sebatas apa yang saya baca didalam cerita-cerita porno ketikan yang beredar di sekolah ketika saya duduk di bangku SMP. Cerita Hot: Sekali MendAyang Dua Memek Kudapatkan

Cerita Mesum - Pada masa itu belum banyak kesempatan bagi anak lelaki seperti saya walaupun melihat tubuh wanita bugil sekalipun. Anak-anak lelaki masa ini mungkin susah membayangkan bahwa anak seperti saya cukup melihat gambar-gambar di buku mode-blad punya kakak saya seperti Lana Lobell, dimana terdapat gambar- gambar bintang film seperti Ginger Roberts, Jayne Mansfield, yang memperagakan pakaian dalam, ini saja sudah cukup membuat kita terangsang dan melakukan masturbasi beberapa kali. Bisalah dibayangkan bagaimana menggebu-gebunya gairah dan nafsu saya ketika diberi kesempatan untuk secara nyata bukan saja hanya bisa melihat tubuh bugil wanita seperti Aya, tetapi bisa mengalami kenikmatan bersanggama dengan wanita sungguhan, tanpa memperdulikan apakah wanita itu jauh lebih tua.

Cerita Ngentot - Dengan hanya memandang tubuh Aya yang begitu mulus dan putih saja sucah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi saya untuk bermasturbasi, apalagi dengan secara nyata- nyata bisa merasakan hangatnya dan mulusnya tubuhnya. Apalagi betul-betul melihat kemaluannya yang mulus tanpa jembut. Bisa mencium dan mengendus bau kemaluannya yang begitu menggairahkan yang kadang- kadang masih berbau sedikit amis kencing perempuan dan yang paling hebat lagi buat saya adalah bisanya saya menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat saya. Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat saya menjadi sangat menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan wanita dengan mulut.

Sampai sekarangpun saya sangat menikmati mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma khasnya, lalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah saya, lalu mengemut clitorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan. Yang terakhir barulah saya memasukkan batang kemaluan saya kedalam liang sanggamanya yang sudah banjir. Setelah kesempatan saya dan Aya untuk bermain cinta (saya tidak tahu apakah itu bisa disebut bermain cinta) yang pertama kali itu, maka kami menjadi semakin berani dan Aya dengan bebasnya akan datang kerumah saya hampir setiap hari, paling sedikit 3 kali seminggu. Apabila dia datang, dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur saya, dan tidak lama kemudian sayapun segera menyusul. Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui kepalanya, dan biasanya dia duduk dipinggiran tempat tidur saya. Saya biasanya langsung menerkam pAyadaranya yang sudah agak kendor tetapi sangat bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian saya. Aya sangat suka apabila saya mengemut pentil susunya yang menjadi tegang dan memerah, dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi becek apabila saya sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya. Mungkin saking tegangnya saya didalam melakukan sesuatu yang terlarang, pada permulaannya kami mulai bersanggama, saya sangat cepat sekali mencapai klimaks. Untunglah Aya selalu menyuruh saya untuk menjilat-jilat dan menyedot- nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum saya memasukkan penis saya kedalam liang peranakannya, dan setelah saya pompa hanya beberapa kali saja maka saya seringkali langsung menyemprotkan mani saya kedalam vaginanya.

Barulah untuk ronde kedua saya bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Aya bisa menyusul dengan orgasmenya sehingga saya bisa merasakan empot-empotan vaginanya yang seakan-akan menyedot penis saya lebih dalam kedalam sorga dunia. Aya juga sangat doyan mengemut-ngemut penis saya yang masih belum bertumbuh secara maksimum. Saya tidak disunat dan Aya sangat sering menggoda saya dengan menertawakan "kulup" saya, dan setelah beberapa minggu Aya kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup saya sehingga topi baja saya bisa muncul seluruhnya. Saya masih ingat bagaimana dia berusaha menarik-narik atau mengupas kulup saya sampai terasa sakit, lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai sakitnya hilang. Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru dengan mempermainkan lidahnya disekeliling leher penis saya sampai saya merasa begitu kegelian dan kadang- kadang sampai saya tidak kuat menahannya dan mani saya tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya. Kadang-kadang Aya juga minta "main" walaupun dia sedang mens. Walaupun dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, saya tidak pernah mau mencium vaginanya karena saya perhatikan bau-nya tidak menyenangkan. Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terus terang, saya tidak begitu menikmatinya dan biasanya saya cepat sekali ejakulasi.

Apabila saya mencabut kemaluan saya dari vagina Aya, saya bisa melihat cairan darah mensnya yang bercampur dengan mani saya. Kadang- kadang saya merasa jijik melihatnya. Satu hari, kami sedang asyik- asyiknya menikmati sanggama, dimana kami berdua sedang telanjang bugil dan Aya sedang berada didalam posisi diatas menunggangi saya. Dia menaruh tiga buah bantal untuk menopang kepala saya sehingga saya bisa mengisap- isap pAyadaranya sementara dia menggilas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya. Pinggulnya naik turun dengan irama yang teratur. Kami rileks saja karena sudah begitu seringnya kami bersanggama. Dan pasangan suami isteri yang tadinya menyewa kamar dikamar sebelah, sudah pindah kerumah kontrakan mereka yang baru. Saya sudah ejakulasi sekali dan air mani saya sudah bercampur dengan jus dari kemaluannya yang selalu membanjir. Lalu tiba-tiba, pada saat dia mengalami klimaks dan dia mengerang- erang sambil menekan saya dengan pinggulnya, anak perempuannya yang bernama Efira ternyata sedang berdiri dipintu kamar tidur saya dan berkata, "Ibu main kancitan, iya..?" (kancitan = ngentot, bahasa Palembang) Saya sangat kaget dan tidak tahu harus berbuat bagaimana tetapi karena sedang dipuncak klimaksnya, Aya diam saja terlentang diatas tubuh saya.

Saya melirik dan melihat Efira datang mendekat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian tubuh kami dimana penis saya sedang bersatu dengan dengan kemaluan ibunya. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur dengan mata melotot. "Hayo, ibu main kancitan," katanya lagi. Lalu pelan-pelan Aya menggulingkan tubuhnya dan berbaring disamping saya tanpa berusaha menutupi kebugilannya. Saya mengambil satu bantal dan menutupi perut dan kemaluan saya . "Efira, Efira. Kamu ngapain sih disini?" kata Aya lemas. "Efira pulang sekolah agak pagi dan Efira cari-cari Ibu dirumah, tahunya lagi kancitan sama Bang Johan," kata Efira tanpa melepaskan matanya dari arah kemaluan saya. Saya merasa sangat malu tetapi juga heran melihat Aya tenang-tenang saja. "Efira juga mau kancitan," kata Efira tiba-tiba. "E-eh, Efira masih kecil.." kata ibunya sambil berusaha duduk dan mulai mengenakan dasternya. "Efira mau kancitan, kalau nggak nanti Efira bilangin Abah." "Jangan Efira, jangan bilangin Abah.., kata Aya membujuk. "Efira mau kancitan," Efira membandel. "Kalo nggak nanti Efira bilangin Abah.." "Iya udah, diam. Sini, biar Johan ngancitin Efira." Aya berkata. Saya hampir tidak percaya akan apa yang saya dengar. Jantung saya berdegup-degup seperti alu menumbuk. Saya sudah sering melihat Efira bermain-main di pekarangan rumahnya dan menurut saya dia hanyalah seorang anak yang masih begitu kecil.

Dari mana dia mengerti tentang "main kancitan" segala? Aya mengambil bantal yang sedang menutupi kemaluan saya dan tangannya mengelus- ngelus penis saya yang masih basah dan sudah mulai berdiri kembali. "Sini, biar Efira lihat." Aya mengupas kulit kulup saya untuk menunjukkan kepala penis saya kepada Efira. Efira datang mendekat dan tangannya ikut meremas- remas penis saya. Aduh maak, saya berteriak dalam hati. Bagaimana ini kejadiannya? Tetapi saya diam saja karena betul-betul bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. Tempat tidur saya cukup besar dan Aya kemudian menyutuh Efira untuk membuka baju sekolahnya dan telentang di tempat tidur didekat saya. Saya duduk dikasur dan melihat tubuh Efira yang masih begitu remaja. PAyadaranya masih belum berbentuk, hampir rata tetapi sudah agak membenjol. Putingnya masih belum keluar, malahan sepertinya masuk kedalam. Aya kemudian merosot celana dalam Efira dan saya melihat kemaluan Efira yang sangat mulus, seperti kemaluan ibunya. Belum ada bibir luar, hanya garis lurus saja, dan diantara garis lurus itu saya melihat itilnya yang seperti mengintip dari sela-sela garis kemaluannya. Efira merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Saya mengelus-elus bukit venus Efira yang agak menggembung lalu saya coba merenggangkan pahanya. Dengan agak enggan, Efira menurut, dan saya berlutut di antara kedua pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Efira. "Ibu, Efira malu ah.." kata Efira sambil berusaha menutup kemaluannya dengan kedua tangannya. "Ayo, Efira mau kancitan, ndak?" kata Aya. Saya mengendus kemaluan Efira dan baunya sangat tajam. "Uh, mambu pesing." Saya berkata dengan agak jijik. Saya juga melihat adanya "keju" yang keputih-putihan diantara celah-celah bibir kemaluan Efira. "Tunggu sebentar," kata Aya yang lalu pergi keluar kamar tidur. Saya menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Efira dengan jari-jari saya. Efira mulai membuka pahanya makin lebar. Sebentar kemudian Aya datang membawa satu baskom air dan satu handuk kecil. Dia pun mulai mencuci kemaluan Efira dengan handuk kecil itu dan saya perhatikan kemaluan Efira mulai memerah karena digosok-gosok Aya dengan handuk tadi.

Setelah selesai, saya kembali membongkok untuk mencium kemaluan Efira. Baunya tidak lagi setajam sebelumnya dan sayapun menghirup aroma kemaluan Efira yang hanya berbau amis sedikit saja. Saya mulai membuka celah-celah kemaluannya dengan menggunakan lidah saya dan Efira-pun merenggangkan pahanya semakin lebar. Saya sekarang bisa melihat bagian dalam kemaluannya dengan sangat jelas. Bagian samping kemaluan Efira kelihatan sangat lembut ketika saya membuka belahan bibirnya dengan jari- jari saya, kelihatanlah bagian dalamnya yang sangat merah. Saya isap-isap kemaluannya dan terasa agak asin dan ketika saya mempermainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Efira menggeliat- geliat sambil mengerang, "Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu.." Saya kemudian bangkit dan mengarahkan kepala penis saya kearah belahan bibir kemaluan Efira dan tanpa melihat kemana masuknya, saya dorong pelan- pelan. "Aduh, sakit bu..," Efira hampir menjerit. "Johan, pelan-pelan masuknya." Kata Aya sambil mengelus-elus bukit Efira. Saya coba lagi mendorong, dan Efira menggigit bibirnya kesakitan. "Sakit, ibu." Aya bangkit kembali dan berkata,"Johan tunggu sebentar," lalu dia pergi keluar dari kamar. Saya tidak tahu kemana Aya perginya dan sambil menunggu dia kembali sayapun berlutut didepan kemaluan Efira dan sambil memegang batang penis, saya mempermainkan kepalanya di clitoris Efira. Efira memegang kedua tangan saya erat-erat dengan kedua tangannya dan saya mulai lagi mendorong. Saya merasa kepala penis saya sudah mulai masuk tetapi rasanya sangat sempit.

Saya sudah begitu terbiasa dengan lobang kemaluan Aya yang longgar dan penis saya tidak pernah merasa kesulitan untuk masuk dengan mudah. Tetapi liang vagina Efira yang masih kecil itu terasa sangat ketat. Tiba-tiba Efira mendorong tubuh saya mundur sambil berteriak, "Aduuh..!" Rupanya tanpa saya sadari, saya sudah mendorong lebih dalam lagi dan Efira masih tetap kesakitan. Sebentar lagi Aya datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Dia mengolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan kemudian dia juga melumasi kemaluan Efira. Kemudian dia memegang batang kemaluan saya dan menuntunnya pelan-pelan untuk memasuki liang vagina Efira. Terasa licin memang dan saya-pun bisa masuk sedikit demi sedikit. Efira meremas tangan saya sambil menggigit bibir, apakah karena menahan sakit atau merasakan enak, saya tidak tahu pasti.

Saya melihat Efira menitikkan air mata tetapi saya meneruskan memasukkan batang penis saya pelan-pelan. "Cabut dulu," kata Aya tiba- tiba. Saya menarik penis saya keluar dari lobang kemaluan Efira. Saya bisa melihat lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga. Aya kembali melumasi penis saya dan kemaluan Efira dengan minyak kelapa, lalu menuntun penis saya lagi untuk masuk kedalam lobang Efira yang sedang menunggu. Saya dorong lagi dengan hati-hati, sampai semuanya terbenam didalam Efira. Aduh nikmatnya, karena lobang Efira betul-betul sangat hangat dan ketat, dan saya tidak bisa menahannya lalu saya tekan dalam-dalam dan air manikupun tumpah didalam liang kemaluan Efira. Efira yang masih kecil. Saya juga sebetulnya masih dibawah umur, tetapi pada saat itu kami berdua sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Aya, ibunya sendiri. Efira belum tahu bagaimana caranya mengimbangi gerakan bersanggama dengan baik, dan dia diam saja menerima tumpahan air mani saya. Saya juga tidak melihat reaksi dari Efira yang menunjukkan apakah dia menikmatinya atau tidak. Saya merebahkan tubuh saya diatas tubuh Efira yang masih kurus dan kecil itu. Dia diam saja.

Setelah beberapa menit, saya berguling kesamping dan merebahkan diri disamping Efira. Saya merasa sangat terkuras dan lemas. Tetapi rupanya Aya sudah terangsang lagi setelah melihat saya menyetubuhi anaknya. Diapun menaiki wajah saya dan mendudukinya dan menggilingnya dengan vaginanya yang basah, dan didalam kami di posisi 69 itu diapun mengisap-ngisap penis saya yang sudah mulai lemas sehingga penis saya itu mulai menegang kembali. Wajah saya begitu dekat dengan anusnya dan saya bisa mencium sedikit bau anus yang baru cebok dan entah kenapa itu membuat saya sangat bergairah. Nafsu kami memang begitu menggebu-gebu, dan saya sedot dan jilat kemaluan Aya sepuas-puasnya, sementara Efira menonton kami berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun. Saya sudah mengenal kebiasaan Aya dimana dia sering kentut kalau
betul-betul sedang klimaks berat, dan saat itupun Aya kentut beberapa kali diatas wajah saya. Saya sempat melihat lobang anusnya ber- getar ketika dia kentut, dan sayapun melepaskan semburan air mani saya yang ketiga kalinya hari itu didalam mulut Aya. "Alangkah lemaknyoo..!" saya berteriak dalam hati. "Ugh, ibu kentut," kata Efira tetapi Aya hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya.

Hanya sekali itu saja saya pernah menyetubuhi Efira. Ternyata dia masih belum cukup dewasa untuk mengetahui nikmatnya bersanggama. Dia masih anak kecil, dan pikirannya sebetulnya belum sampai kepada hal-hal seperti itu. Tetapi saya dan Aya terus menikmati indahnya permainan bersanggama sampai dua atau tiga kali seminggu. Saya masih ingat bagaimana saya selalu merasa sangat lapar setelah setiap kali kami selesai bersanggama. Tadinya saya belum mengerti bahwa tubuh saya menuntut banyak gizi untuk menggantikan tenaga saya yang dikuras untuk melayani Aya, tetapi saya selalu saya merasa ingin makan telur banyak-banyak. Saya sangat beruntung karena kami kebetulan memelihara beberapa puluh ekor ayam, dan setiap pagi saya selalu menenggak 4 sampai 6 butir telur mentah. Saya juga memperhatikan dalam tempo setahun itu penis saya menjadi semakin besar dan bulu jembut saya mulai menjadi agak kasar. Saya tidak tahu apakah penis saya cukup besar dibandingkan suami Aya ataupun lelaki lain. Yang saya tahu adalah bahwa saya sangat puas, dan kelihatannya Aya juga cukup puas. Saya tidak merasa seperti seorang yang bejat moral. Saya tidak pernah melacur dan ketika saya masih kawin dengan isteri saya yang orang bule, walaupun perkawinan kami itu berakhir dengan perceraian, saya tidak pernah menyeleweng. Tetapi saya akan selalu berterima kasih kepada Aya (entah dimana dia sekarang) yang telah memberikan saya kenikmatan didalam umur yang sangat dini, dan pelajaran yang sangat berharga didalam bagaimana melayani seorang perempuan, terlepas dari apakah itu salah atau tidak.
End by goyay.blogspot.com
cerita seks dewasa,foto sek wanita indonesia,cerita seks indonesia terbaru,cerita seks bergambar,cerita sek melayu terkini,cerita ngentot ibu dan anak,cerita dewasa ngentot istri tetangga,kumpulan cerita dewasa terbaru,cerita seks dewasa indonesia,cerita ngentot mama kandung,kumpulan cerita mesum sedarah,cerita seks perumahan,kumpulan cerita seks indonesia,cerita seks dewasa melayu,kumpulan cerita panas dewasa,cerita dewasa terbaru,koleksi cerita panas,cerita birahi sedarah,cerita dewasa panas,cerita hot dewasa,cerpen dewasa panas,cerita panas dewasa malaysia,cerita dewasa bergambar,cerita dewasa sedarah terbaru,cerita birahi pembantu,kisah ngentot sama pembantu,cerita dewasa ngentot mama,cerita dewasa ngentot ibu kandung,cerita ngentot bergambar,cerita ngentot sama ibu mertua,pesugihan putih,cerita dewasa ngentot istri ustadz,uu guru dan dosen terbaru,penerimaan mahasiswa baru unpad,pidio mesum guru ps murid,cerita dewasa terbaru 2015,cerita dewasa pembantu muda,kumpulan cerita seks dewasa,kumpulan cerita seks terbaru,rumah seks indonesia,dewasa panas,cerita dewasa 18,cerita dewasa sedarah dengan mama,kumpulan cerita seks bergambar,cerita dewasa,cerita selingkuh ngentot,kumpulan cerita dewasa terbaru 2015,cerita lucah melayu terkini,koleksi cerita lucah cikgu,koleksi cerita seks melayu,koleksi cerita lucah bahasa melayu,cerita seks cikgu melayu,cerita dewasa sek ngentot memek,cerita seks abg,kumpulan cerita seks abg,cerita sex dewasa tumbal pesugihan,kisah tumbal pesugihan,pesugihan tanpa tumbal blogspot,tumbal pesugihan gunung kawi,cerita sek,cerita sedarah,cerita sedarah dengan mama,cerita dewasa naruto dan hinata,video naruto dan hinata perkosaan,gambar naruto dan hinata,cerita hot,cerita sex dewasa bergambar,cerita seks mahasiswa dan dosen,cerita seks murid dan guru,cerita seks party bos,cerita sek wanita desa yang montok,

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »